Sunday, January 2, 2011

Karaoke Massal, sebuah penyatu kehidupan.

Pada tanggal 29 Desember yang lalu, kita telah diperlihatkan sebuah hal yang mengagumkan. Bagaimana perhelatan Final AFF Suzuki Cup menjadi salah satu alat pemersatu bangsa yang handal. Setelah kalah dari Malaysia pada leg 1 di Bukit Jalil, seluruh euphoria dan dukungan ditujukan kepada Timnas. Inilah saatnya, bahwa memang bangsa masih bisa bersatu. Bangsa kita masih bisa menunjukkan nasionalisme, dan bangsa kita masih bisa menunjukkan sportivitas yang tinggi.

Apakah ruang karaoke mempunyai dampak yang sama? Dilihat dari perspektif yang sama, bisalah ditarik kesimpulan bahwa ya, karaoke mempunyai dampak yang sama dalam menyatukan minat. Semuanya bersuara dan menikmati musik yang dinyanyikan. Bukankah musik adalah sebuah bahasa yang universal?

Permasalahannya kemudian adalah, bagaimana ketika berbagai umur, jenis kelamin, profesi dan genre musik berbeda dijadikan satu? Apakah akan terjadi sebuah perang besar? Perang dalam memperebutkan siapa yang diatas siapa, dan berhak menjadi vokalis utama.

Disinilah kita belajar berdemokrasi. Menghargai selera masing-masing orang. Biasanya banyak orang yang memandang aneh ketika kami, Komunitas Blogger Makassar AngingMammiri melakukan kopdar. Kami ini kumpulan apa? Dari segi umur, beda. Dari segi profesi, beda satu sama lain. Apalagi ketika sesi kerokan massal dihelat, maka semakin nampaklah perbedaan ini.



Saya, yang merupakan anak kekinian, mendengarkan Amy Winehouse dan Rihanna, bisa menyanyikan Arti Kehidupannya Mus Mujiono yang merupakan keahlian Daeng Nuntung, bisa menikmati alunan dangdut Rhoma Irama yang dinyanyikan oleh Kak Anchu, ataupun kembali ke era lawas bersama Bohemian Rhapsody yang dihentakkan oleh Rara dan Intan.

Semuanya saling berkait satu sama lain. Bukankah memang kita bisa menikmati musik apapun? Walaupun mereka terkadang mengernyitkan dahi ketika melihat list lagu pilihan saya. Hahaha. Sepertinya kebiasaan ini telah menjadi hobby, kalau mau dikatakan. Sekedar melepas penat dan emosi setelah beraktifitas selama hari kerja.
Diruang karaokelah proses menghargai bisa terjadi. Ketika memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bersuara, ataupun sekedar menjadi suara dua. Semua menekan aksi egosi masing-masing dan menekankan kenyamanan bersama. Kalau ingin konser tunggal, kenapa tidak pergi sendirian saya karaokeannya? Hihihi.

Jadi perhitungan sederhananya adalah semua orang mempunyai kesempatan yang sama. Semua orang memiliki potensi yang sama, dan semua orang akan menghargai kemampuan orang lain. Keadaan apa yang lebih baik dari itu? Yah, mungkin kecuali merasa minder kali dengan suara yang dimiliki. Kalo saya sih, peduli amat. Toh yang penting bersenang-senangnya kan?

No comments:

Post a Comment

My Ping in TotalPing.com