Jika ada yang bertanya genre film apa yang paling sering saya tonton, maka orang-orang terdekatku pasti akan menjawabnya. Mereka yang telah mengerti sepenuhnya, minat, bakat, serta kesenanganku. Deretan smallville, heroes, roswell, supernatural, lost yang akan kalian temui sebagai jawaban. Dari dulu, genre itulah yang bisa saya tongkrongi, dari season pertama sampai season terakhir.
Apa yang terjadi dengan Glee? Apakah ada pengecualian? Sepertinya begitu. Dan sepertinya saya menjadi orang paling terakhir yang menyadari bahwa serial tersebut memiliki nilai plusnya sendiri. Sejak jauh jauh hari kolega saya di CreativeDisc selalu membicarakan serial fenomenal tersebut, tapi saya tetap anteng saja. Alasannya? Malas sama sesuatu yang berbau pop!
Disinilah letak kesalahannya. Hahaha! Akhirnya suatu ketika saya memberanikan diri untuk membeli Dvd bajakannya, sejak itulah saya jatuh cinta pada episode pertamanya. Apakah memang sebuah serial atau cerita bisa dibuat berdasarkan rentetan makna dan interpretasi sebuah lagu? Jawabannya adalah Glee!
Pertama menikmati Glee saya justru mendapatnya dari deretan 2 album soundtracknya. Saya belum bisa ngeh sepenuhnya. Maklum saja, ditelinga saya itu hanyalah remake beberapa lagu yang telah hits. Mixingnya pun saya tidak mengerti kenapa bisa mereka menyanyikan lagu-lagu tersebut. Semuanya karena memang saya tidak pernah menyaksikan serialnya.
Maklum sikap skeptis saya mungkin perwujudan rasa traumatis menyaksikan ketiga installment High School Musical. Padahal Glee berbeda dengan film tersebut. Kekuatan vokal para anggota New Directions berbeda dengan pop-crunch-wannabe yang ditawarkan oleh Zac Efron dan teman-temannya. Setiap scene dan jalinan cerita yang dibuat pun senatural mungkin dan sesuai dengan pemilihan lagu yang tepat.
Satu hal kesimpulan saya setelah marathon serial ini selama seminggu adalah kita (atau saya tepatnya) tidak bisa lepas dari music. Akan interpretasi yang dibuat, semua lagu rasanya mewakili beberapa episode hidupku. Semuanya bertaut satu sama lain dan entah mengapa saya bisa menemukan track-track yang tepat untuk dijadikan soundtrack of the scene. Seperti setiap alur cerita dalam Glee.
Bagaimana suatu lirik bisa membuat dada membuncah, bagaimana suatu lagu bisa membuatmu berdrama dan menikmati setiap episode kehidupan dengan maksimal. Mungkin saja juga hidup saya sudah tidak terlalu penuh drama seperti dulu, tapi saya tetap membutuhkan candu-candu itu untuk melanjutkan hidup.
Ketika Taller, Better, Stronger milik Guy Sebastian pernah begitu menopangku, ketika Irrepleaceable nya Beyonce bisa membuatku menegakkan kepala ketika jatuh karena masalah hati. Atapun ketika saya bisa meneriakkan hasrat stalker ku bersama Muse di Undisclosed Desire. Semuanya terangkum dan memiliki kenangannya tersendiri.
Sekarang track yang menjawara dalam playlist dan hidup saya adalah Unbroken milik Stan Walker, Broken Arrow dari Pixie Lott, Brielle nya Sky Sailing dan satu lagu yang membuatku terbuncah dalah Strip Me yang dibawakan dengan apik oleh Natasha Beddingfield. Apa yang terjadi dengan hidupku? Silahkan baca sendiri, karena seorang teman pernah berkata, hidupku sangat mudah terbaca dengan berbagai playlist yang kubuat.
Seperti Kurt, Rachel, Finn, Puck, Mercedez, Will dalam Glee, ada pemaknaan tersendiri terhadap semua musik dan lagu yang ada di dunia ini. Itulah yang menjadi soundtrack kehidupan, dan saya bisa tegas berkata, “I can’t live my life without music”.
Thursday, September 16, 2010
Glee : that’s why I love music so much!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment