Showing posts with label Book Review. Show all posts
Showing posts with label Book Review. Show all posts

Friday, June 3, 2011

Book Review – I Am Number Four

Judul Buku : I Am Number Four
Pengarang : Pittacus Lore
Penerbit : Mizan
Jumlah Halaman : 500
Genre : Fantasi

Tidak banyak bacaan yang bisa menarik minat saya. Sedari dulu, hanya genre fiksi ilmiah yang bisa membuatku bertahan membaca buku secara non stop. Setelah terhenti di saga Twilight dan Harry Potter, ada satu serial yang sepertinya berpotensi menjadi hit. I Am Number Four.

Dalam buku ini kita akan bertemu dengan 9 alien yang dikirim kebumi karena planet mereka, Lorien, telah musnah dalam peperangan melawan bangsa Mogadorians. Tokoh utama ceritanya bernama John Smith, bersama sang penjaga, Henri kemudian berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Rupanya bangsa Mogadorians juga telah sampai ke bumi dan kemudian memburu ke 9 anak ini. John sendiri telah melihat sebuah visi bahwa nomor 3 telah tewas terbunuh. Berarti yang diburu berikutnya adalah dia, dan dia harus berpindah kota lagi untuk kesekian kalinya.

Disinilah cerita berlanjut. Number Four dan sang Penjaga kemudian memutuskan untuk menetap di kota kecil bernama Paradise, Ohio. Semakin terpencil mereka, berarti kemungkinan ditemukan oleh para Mogadorian semakin kecil. Satu hal yang menjadi istimewa adalah ternyata kekuatan Number Four sudah mulai bangkit dan dia harus berlatih keras untuk mendapatkan pusaka-pusakanya.



Apakah masalahnya selesai disini? Tentu saja belum. Number Four akhirnya bertemu dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Sarah Hart kemudian menjadi alasan utamanya untuk tetap tinggal di Ohio. Walaupun itu berarti harus ditemukan dan melawan bangsa Mogadorian.

Sebuah tema yang sangat klise memang. Melihat cerita ini sebagai cerita cinta alien bersama manusia. Sang alien memiliki kekuatan dan harus melindungi sang wanita. Tetapi yang membuatnya menarik adalah bagaimana perjalanan perkembangan kekuatan Number Four diceritakan. Kita juga akan menikmati alur balik ketika apa yang terjadi di planet Loriens, bisa saja akan terjadi di bumi. Bukan masalah diserang oleh makhluk asing, tetapi tentang bagaimana menggunakan hasil alam.

Tentu saja klimaks ceritanya ketika Number Four akhirnya ditemukan oleh bangsa Mogadorian. Pertempuran akhirnya tidak terelakkan di sekolah, bersama Sarah, serta Mark James, musuh yang akhirnya menjadi teman, serta Henri sang penjaga dan Sam Goode. Satu-satunya sahabat manusia yang didapat oleh Number Four. Disaat keadaan sudah semakin gawat, ternyata datang bantuan tidak terduga. Number Six yang ternyata seorang perempuan, hadir dan bergabung dalam pertempuran dengan kekuatan yang dimilikinya.

Bisakah semuanya selamat? Dalam buku setebal 500 halaman ini kita akan menemukan jawabannya. Apa sebenarnya yang menjadi kekuatan inti dari Number Four dan Number Six, bagaimana kisah cintanya bersama Sarah. Terdengar klise? Tapi sepertinya 6 buku masih akan menjadi cerita yang panjang. Masih ada Number Five, Number Seven, Number Eight, dan Number Nine yang belum muncul.

Wednesday, January 5, 2011

Re-Appeared!

Salah satu episode terbaik dari komik bleach, saat Hirako Shinji and the gank datang menolong pasukan Shinigami yang sedang bertarung dengan Aizen. Style mereka berubah dari Shinigami dan menjadi setengah hollow. Come on Ichigo!

Bleach Edisi No. 42 by Tito Kubo

Friday, June 26, 2009

Book Review : My Sister Keeper

Title : My Sister Keeper
Author : Jodi Picoult

Gramedia Pustaka Utama, 2007

528 halaman.


“Alasan kenapa terjadi penyimpangan? Poros bumi goyah. Hidup tidaklah semantap yang kita inginkan”

Saya berkenalan dengan karya Jodi Picoult ditahun 2007. Ketika seorang teman menyodorkan buku ini. Seketika itu pulalah saya jatuh cinta kepada setiap karya yang dihasilkannya. Kenapa? Karena dia membahas sesuatu yang menjadi keahlian saya. Hidup di dunia abu-abu. Ketika batas antara benar dan salah menjadi sangat tipis. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Dalam buku setebal 528 halaman ini kita akan diajak masuk ke dalam dunia Anna selama delapan hari. Melihat perjuangannya yang menuntut keluarganya sendiri demi mendapatkan hak medis untuk tubuhnya. Tapi ini tidak berarti sebuah jalan mulus. Karena di ujung jalan dia mengetahui bahwa ketika pilihan ini dia ambil, Kate, sang kakak akan mati.

Anna sendiri dikisahkan merupakan anak ”penunjang” yang diciptakan oleh pasangan Brian dan Sara Fitzgerald untuk menyelamatkan Kate, sang anak sulung yang terkena leukimia ganas. Yang dibutuhkan adalah sel dari donor yang cocok dengan tubuh Kate. Sedangkan Jesse Fitzgerald, anak kedua ternyata tidak memenuhi syarat tersebut. Untuk itulah Anna ada. Ternyata bantuan Anna tidak hanya darah tali pusatnya saja ketika dia lahir. Tapi berlanjut kepada donor sumsum tulang belakang, sel darah putih, dan terakhir ginjal. ”Sumbangan” terakhir inilah yang membuat Anna mencari pengacara untuk melawan keluarganya sendiri. Untuk memperoleh kebebasan medis dirinya. Walaupun untuk itu Kate harus meninggal.

Selain kelima anggota Fitzgerald yang menjadi tokoh utama, ada pula Campbell Alexander. Sang pengacara yang menerima kasus ini dan dipercaya Anna untuk melawan Sara di pengadilan. Plus tidak ketinggalan pula ada Julia, seorang wali ad-item yang ditunjuk oleh pengadilan untuk berbicara hati-ke-hati dengan Anna. Mempertanyakan apakah anak berusia 13 tahun memang mampu untuk mengambil keputusan sebesar itu. Twist tambahan? Campbell dan Julia merupakan sepasang kekasih di masa lalu. Sekarang mereka akan memilih antara profesionalitas atau lebih mementingkan perasaan.

Dalam buku ini keistimewaannya adalah kita akan mengikuti perjalanan kasus ini dari kacamata semua pihak. Kelima Anggota Fitzgerald, Campbell, dan Julia menjadi tokoh utama. Semuanya dilihat dari sudut pandang orang pertama, ini yang membuat semuanya menarik. Bahwa satu hal akan terlihat berbeda ketika dilihat dari sisi lain. Semakin ke belakang kemudian tampak semakin jelas juga perjalanan keluarga Fitzgerald dalam menghadapi leukimia Kate. Apakah mereka benar akan mengorbankan kesehatan Anna yang begitu berharga untuk Kate yang umurnya tinggal sedikit lagi. Siapakah yang paling disayangi? Anna atau Kate? Bagaimana dengan Jesse? Dengan semua perhatian yang dicurahkan untuk Kate, apa yang terjadi dengan dirinya? Bagaimana pula seorang Campbell yang pertamanya begitu egois menjadi sangat manusiawi setelah bertemu dengan Anna?

Saya tidak membocorkan terlalu banyak apa yang terjadi dalam buku ini. Bagaimana seorang Jodi Picoult menjabarkan tentang nilai-nilai yang ada didalam sebuah keluarga. Bahwa hidup di dunia ini tidak hanya berarti hitam dan putih. Apakah daerah abu-abu itu memang sudah tercipta dan kita memasukinya, ataukah kita yang menciptakan daerah abu-abu itu?

Film ini juga akan keluar di bulan September nanti, dengan Cameron Diaz akan berperan sebagai Sara Fitzgerald. Silahkan memilih. Mencari dan membaca buku ini kemudian menonton filmnya. Menunggu filmnya dan kemudian mencari bukunya, ataupun memilih salah satunya saja.

Wednesday, September 3, 2008

Book Review : Un Homme et Une Femme



Title : Un Home et Une Femme
Author : Stanley Dirgapradja
PT. Gramedia Pustaka Utama
Desember – 2007


Mungkin tahun ini adalah tahun terbanyak saya membeli buku. Heheheh, sekedar mencari kembali romansa yang telah hilang dan mencoba mengikis sedikit demi sedikit rasa apatis yang sudah lumutan di dalam diri. Dan inilah salah satu buku yang sempat masuk dan sampai sekarang masih menjadi a must read book for this year.
Melihat judulnya sendiri saya sebenarnya kagak ngerti dengan arti judulnya. Kalo dilihat dari kata-katanya kira-kira cuman 2 hal yang bisa dimengerti yaitu Homme dan Femme. Hmm, lakilaki dan perempuan. 2 buah subjek yang cukup menarik untuk dibahas. Dan satu lagi yang menjadi stopping power buku ini adalah sunset yang ada di covernya. Dahsyat! Sebagai salah seorang pencinta sunset, this is great!
Di awal cerita kita akan diajak berkenalan dengan sosok lara dan bayu. 2 tokoh utama kita. Lara masih tidak percaya apakah sang kekasih, krishna, kakak bayu memang sosok yang tepat untuk mendampingi dia. Apakah memang soulmate itu harus bisa dibuktikan dengan jalur-jalur yang ekstrim kalo perlu. Sekedar untuk mengetahui kebenaran pepatah kalau cinta tak akan lari kemana. Sedangkan bayu. Sudah menjadi apatis dan sarkastis tehadap cinta. Semenjak ditolak oleh shanice, sahabat lara. Cinta tidak akan pernah ada, untuk mereka yang terjebak dalam ambiguitas perasaan masa lalu.
Lara kemudian membuat sebuah gambling yang besar dengan melakukan time out untuk krisna. Time out yang bahkan dia sendiri tidak tahu sampai kapan. Dengan bantuan bayu, dia berusaha menyusun rencana dan terus melontarkan percakapan-percakapan yang serius mengenai arti sebuah hubungan. Tentu saja gambling ini harus ditambah sensasinya. Datanglah anggi. Teman sepermainan bayu dan krisna di masa kecil sewaktu masih di bali. Sudah cukup? Belum. Karena anggi adalah cinta monyet krisna di masa lalu. Sekarang permainan tinggal dijalankan. Apakah lara berhasil memenangkan gambling ini? Dan tetap mendapatkan krisna sebagai jackpotnya?
Bayu sendiri perlahan terjebak di dalam perasaan yang bernama ”cinta”. Cuman, oh dear, dia mendapatkannya dalam diri seorang rio. Cowok yang ”tidak sengaja” mereka temui di tempat nongkrong favorit mereka. Dan rio juga ternyata sudah cukup lama ”melihat” bayu di salah satu club yang ada di yogyakarta. Dan kebetulan lara menjadi ”makcomblang’ yang sangat tepat di waktu yang tepat. Apakah memang bayangan shanice bisa hilang dari pikiran bayu, ataukah dia harus menolak rio. Lelaki yang akan menawarinya janji-janji dunia dan surga tentang cinta dan kebahagiaan?
Sebenarnya sangat tidak adil membagi cerita mereka berdua menjadi seperti itu. Karena keempat tokoh dalam buku ini sangat kuat dan bisa berdiri sendiri-sendiri. Bayu, lara, krisna, dan rio menjadi sangat nyata. Sampai kita bisa membayangkan bahwa mereka adalah teman-teman kita. Teman yang berada di sekitar kita. Kehidupan mereka pun tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Karena cinta mereka merupakan cinta yang sangat besar kepada pasangan mereka. Cinta yang sebenarnya mereka inginkan. Lara selalu ada untuk bayu. Begitupun sebaliknya. Kehangatan persahabatan mereka terlihat dari percakapan seperti ini,

”if anything might happen while you’re in Jakarta, don’t resist it.
“kamu nggak perlu jadi straight seperti laki-laki lain untuk menemukan cinta. Ntar kalau cinta itu lewat, nyesal kamu…”

ini kata lara kepada bayu, hanya seorang sahabat yang bisa mengeluarkan kata-kata seperti ini.

“... you love don’t each other, don’t you? Tapi kenapa semuanya kalian jadikan sulit? Salah... kenapa semuanya kamu jadikan sulit? Kalau begini caranya, kupikir kamu memang tidak mengizinkan nasib mempertemukan kalian.”

Perkataan sejujur ini hanya bisa keluar dari seorang sahabat. Sahabat yang mau mengerti dan mau berbagi.
Stanley sendiri berhasil memikat saya dengan banyak sekali percakapan-percakapan cerdas, sakastis, penuh cinta, marah, sakit hati. Semuanya terkumpul dalam perbincangan yang membuat kita mengehela napas lega. Lega karena cinta masih berada disekitar mereka. Suasana kota yogyakarta, bali, jakarta pun bisa di gambarkan dengan jelas. Bahkan untuk coffeshop krisna, saya sudah mempunyai bayangan gambarnya di kepalaku. Hehehehe. Perjalanan mencari cinta antara singapura (loh kok? Siapa yang pergi ke singapura? Cari tau aja sendiri, hehehehe) dan yogyakarta. Sampai perjalanan dari jakarta dan yogyakarta dan bali semuanya terekam dengan jelas. Jumping-jumping waktunya pun sangat cerdas! Dengan menggunakan email yang terus menerus dikirimkan antara lara dan bayu dari awal sampai akhir buku ini, memperlihatkan betapa cinta telah tumbuh dan menjadi sebesar itu. Kita pun menjadi menikmati perubahan waktu tanpa perlu merasa kaget. Mulai dari moment sidang skripsi krisna, proyek magang lara, pembuatan film rio, sampai pencarian untuk gallery art milik rio. Hal ini semakin memperjelas bahwa stanley adalah seseorang yang nyaris gila dan mempunya kepribadian yang beragam. Hehehehehe.
Last of all, menurut saya inilah 2 percakapan paling berarti dalam buku ini.

... krishna bangkit dari posisinya. Ia hampir sampai di pintu saat Lara memanggilnya.
”Na,...” panggil Lara lembut dari atas tempat tidur.
”Ya?” sambut krishna.
”Kenapa kamu tidak pernah menyerah soal aku?” tanya Lara pelan.
”Aku tidak akan pernah menyerah soal kamu. Tidak akan sayang,” Krishna mengecup lara. ”Maaf aku selalu menyakiti kamu...”
Krishna tersenyum, ”Mungkin itu caranya agar kamu akhirnya bisa datang padaku. Selama ini aku yang mengejar-ngejar kamu, berusaha untuk mengeryi apa yang kamu inginkan, untuk tampil sempurna di mata kamu, tapi kamu nggak pernah datang...’

Itu milik krishna dan lara. Sedangkan milik milik bayu dan rio,

... ”ibuku bilang, saat kita sedang mencintai seseorang, kita belajar segala sesuatu tentang orang yang kita cintai itu begitu cepat, seperti mencintai diri sendiri.” Bayu berkata.
”And what do you think about me?” Rio menekuk alisnya sekali lagi.
“It was a trip with a concorde,” Bayu menggigit bibirnya dan tersenyum.
“Sebenarnya dari awal kita ketemu, kamu tahu aku udah suka?” Tanya Rio sambil tersenyum.
“It was too obvious too ignore. Mungkin selama ini aku nggak jujur pada diriku sendiri…”
Jadi ketika cinta menjadi sesuatu yang masih perlu ditanyakan keberadaanya ataukah bentuknya. Cari buku ini! Dan silahkan menikmati sajian yang penuh cinta dari seorang Stanley Dirgapradja.

My Ping in TotalPing.com