Monday, September 13, 2010

Keluarga dan 101 masalahnya.

Semalam saya bertemu dan berbincang dengan seorang teman. Teman yang dari dulu masih terus berhubungan untuk hal-hal remeh dan tidak penting. Teman yang sepertinya akan berubah statusnya menjadi sahabat. Teman yang telah mempercayakan satu rahasia tergelapnya ke tanganku.


“apa yang terjadi dengan keluargamu Qko? Kenapa kamu masih bisa melewati semua hal itu dan masih bisa tersenyum? Sedangkan saya, rasanya ingin lari dari semua ini.”


Itu yang bisa saya tangkap dari nada suaranya yang semakin sendu. Helaan napas yang berkali-kali terdengar membuatku bisa mengerti bagaimana posisinya. Bahkan tawa yang terdengar pun menjadi getir. Segelas Avocado Coffe tidak bisa menghilangkan gundahnya. Apa yang terjadi dengan keluarganya?



Tahukah kau kawan bahwa setiap keluarga memiliki kehidupan dan masalahnya masing-masing? Tahukah kau bahwa keluarga atau rumah merupakan elemen paling dasar yang membentukmu untuk berperangai? Tahukah kamu bahwa tidak semua rumah memiliki setiap senyum bahagia? Semuanya memiliki konflik sendiri-sendiri.

Sayapun hanya bisa terus mendengarkan setiap perkataannya. Setiap episode drama yang terjadi dirumahnya. Sesekali saya menimpali di momen yang tepat, sekedar memastikan bahwa saya mengikuti alur pembicaraannya. Bahwa saya mengerti perasaannya. Bahwa saya pernah berada di posisi itu. Ibu yang mau berpisah dengan bapak? Itu hanyalah salah satu episode dalam drama keluargaku dan saya telah melaluinya.

Mungkin Tuhan sangat menyayangi keluargaku. Sehingga dia berungkali memberi kami perhatian yang berlebih. Begitu banyak drama yang terjadi. Air mata yang telah tumpah. Ketika diumpamakan seperti vas bunga, mungkin bentuknya sudah tidak seperti dulu lagi. Pincang sana sini. Lecek sana sini. Tapi kami berhasil menempel setiap keping yang pecah itu. Berhasil menjadi lebih kuat di setiap peristiwa. Lari dari rumah? Saya sudah melakukan itu 7 tahun yang lalu. Tapi saya selalu bisa kembali. Selalu ada kekuatan dan kenyamanan ketika saya berada di rumah.

Kenyataannya itulah ritme yang terjadi dalam keluargaku. Ketika dalam setahun tidak ada drama yang terjadi, maka ada sesuatu yang tidak beres. Aneh memang, tapi kalau itu memang yang harus terjadi? Kau mungkin tidak akan pernah melihat kami sekeluarga hangout bareng, sekedar pergi membeli furniture rumah atapun baju lebaran. Tapi itu sudah menjadi sebuah pola, sebuah keterbiasaan. Mungkin berbeda dengan yang terjadi di rumah orang lain, tapi itulah yang terjadi dirumahku.

“Apa yang harus saya lakukan Qko? Tidak mungkin saya membiarkan masalah ini berlarut-larut”

Setelah puas menumpahkan semua keluh kesahnya dia mulai meminta pendapat. Memikirkan berbagai alternatif jalan keluar. Saya pun hanya bisa berkata, hanya satu jawaban untuk permasalahan keluarga. Kau harus frontal menghadapinya. Dan kau harus siap dengan semua konsekuensinya. Bersiaplah untuk kemungkinan terburuk.

Mungkin sepertinya akan sulit dilakukan. Apakah kau akan tega berbicara sejajar dengan orang yang telah melahirkanmu? Mengajari mereka tentang sebuah kesalahan? Yah, saya telah melakukannya. Dan itu wajar-wajar saja. Sulit memang, daripada menanggung sakit yang terus bertahan selama menahun? Yang pelan-pelan menghasilkan isak tangis tengah malam, yang membuatmu merasa rumah laksana perwujudan sebuah neraka. Lebih baik satu kali konfrontasi, sakit memang. Tapi semua masalah selesai dan tidak ada yang tersimpan.

Satu persatu lampu penerangan halaman mal tersebut dimatikan. Posisi kami telah berganti dari kedai kopi karena kedai tersebut sudah akan tutup. Kini kami hanya duduk berdua di teras mall tersebut. Menunggu temanku untuk memantapkan langkah dan menjadikan saya sebagai batu pijakannya lagi. Majulah teman, mungkin kamu yang harus berkorban untuk episode ini. Mungkin kamu yang harus berjuang untuk masalah ini. Semua ada jalan keluarnya. Kamu masih ingin melihat keluarga kamu berada dalam satu rumah kan?

Pelan-pelan kami beranjak ke tempat parkir. Dia telah menentukan sikap. Bagaimana dia harus menghadapi hari-harinya. “Jangan pernah lari dari masalah. Karena kau akan berdewasa dengannya”. Setidaknya itu satu pesan terakhir saya. Sekeluar dari tempat parkir kami pun berpisah jalan. Dia pulang kerumahnya, dan saya pulang ke rumahku. Berjuanglah teman!

*saya mendengarkan Frankie J – Daddy’s Little Girl, Gevin DeGraw – Follow Through dan Kevin Rossdale – Love Remains The Same ketika menulis postingan ini.

No comments:

Post a Comment

My Ping in TotalPing.com