Monday, June 6, 2011

Bermain dengan cahaya, bisakah?

Untuk pertanyaan sesimpel itu tidak bisa dijawab dengan mudah. Bahkan oleh seorang yang menguasai interior ruangan pun harus mempertimbangkan banyak aspek sebelum bisa mengatakan iya. Bagaimana melihat fungsi sebuah ruangan, bagaimana penempatan perabot yang lain, sampai mood apa yang ingin ditonjolkan oleh pemilik rumah.

Saya pernah berkunjung kerumah seorang teman. Yang membuat saya takjub adalah permainan lampu yang digunakannya. Sebagian lampu ditanam di bagian plafon, sehingga menimbulkan efek bias dan memancarkan pendar yang lumayan redup. Iseng, saya bertanya butuh berapa buah lampu untuk efek seperti itu? Dia mengatakan jumlah yang hampir membuat saya tersedak. Jumlah itu sama dengan lampu yang saya gunakan di seluruh rumah, sedangkan dia hanya untuk satu ruangan saja. :D



Ketika berbicara kepuasan, tidak ada tolak ukur yang dapat membatasinya. Dia pun menjelaskan bahwa untuk menyiasati efek inilah perlu digunakan lampu yang sesuai. Ketika sesuatu yang mahal terlihat, tapi disiasati penggunaannya, bukannya lebih hemat? Dia pun balik bertanya, lampu jenis apa yang saya gunakan di rumah. Saya hanya menjawab, lampu pijar.

Disinilah saya dijebak dan terperangkap dalam satu kuliah tentang kualitas lampu. Kalau jaman kuliah ini mungkin sudah masuk 3 sks. Maklum, di rumah hanya Bapak seorang yang mengetahui seluk beluk jenis lampu yang digunakan. Selebihnya saya hanya tinggal menikmati saja. Hanya bisa mengeluh ketika lampu sudah hampir padam, ataukah panas dari lampu tersebut sudah terasa karena terlalu lama dinyalakan.

Tidak banyak yang sadar bahwa saat ini lampu LED merupakan alternatif yang bisa menjadi solusi untuk penerangan yang lebih baik dan lebih murah. Lampu LED memiliki umur yang lebih panjang, daya tahan yang lebih awet serta tidak memancarkan panas dan memancarkan UV. Pernah merasa berada di dalam rumah tapi silau dan panasnya seperti terkena sinar matahari? Berarti kita sama.

Karena selain menimbulkan efek silau dan panas tersebut, lampu pijar ternyata hanya berhasil mengubah sekitar 8% energi listrik menjadi cahaya! Artinya lebih banyak biaya yang terbuang. Hitung-hitungannya ya itu tadi. Jumlah biaya yang saya keluarkan dirumah dengan sedikit lampu bisa sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan dengan banyak lampu. Bahkan bisa lebih mahal! Mampus!

Itu baru dari aspek biaya dan kenyamanan. Siapa bilang estetika itu harus bernilai mahal? Bermain dengan cahaya, bisakah? Untuk pertanyaan seperti itu akhirnya saya bisa menjawab dengan tegas, iya! Ketakutan selama ini bahwa lampu yang banyak akan boros listrik dan juga mahal perawatan menjadi hilang berkat inovasi dari lampu LED ini. Karena ada beberapa ruangan yang sebenarnya bisa disulap menjadi ruangan yang menarik dengan permainan cahaya yang tepat.

Ya itu tadi, pertanyaan berikutnya adalah mood apa yang ingin dibangun? Perabotan apa yang ingin dibuat menonjol? Suasana apa yang hendak diinginkan? Tentu saja penggunaan jumlah lampu pun berbeda-beda. Ruang tamu untuk penerangan maksimal, bisa disiasati dengan menanamkan beberapa lampu LED di dinding, untuk melembutkan cahaya yang datang dari lampu utama.

Untuk kamar, setidaknya siapkan pengatur cahaya yang dekat dengan tempat tidur. Sehingga memudahkan kita apabila masih ingin membaca sebelum tidur dan membutuhkan cahaya yang cukup. Inilah salah satu keutamaan lampu LED. Bisa memberikan perasaan tenang dan nyaman di dalam rumah.

Tidak perlu menjadi seorang interior ruangan apabila ingin membuat efek yang menyenangkan di setiap ruangan yang ada dirumah. Tidak perlu juga menunggu sampai kaya dan mampu membeli semua lampu pijar untuk membuat efek yang diinginkan, karena dengan sedikit taste dan percobaan serta dukungan dari lampu LED, kita sendiri bisa membuat nuansa yang berbeda di rumah kita.

Jadi siap untuk bermain dengan cahaya? Saya siap!

No comments:

Post a Comment

My Ping in TotalPing.com